Jumat, 19 Juni 2009

tugas artikel pllb, observasi takisung, damit dan takisung

KEADAAN PANTAI TAKISUNG


Pada hari senin, tanggal 8 juni 2009, mahasiswa kimia fakultas MIPA mengadakan observasi ke pantai takisung. Pantai takisung terletak di pesisir selatan provinsi Kalimantan Selatan, sebuah wilayah yang merupakan batas antara ekosistem laut dan daratan. Daerah Pantai di Propinsi Kalimantan Selatan khususnya di kecamatan Takisung merupakan kawasan pariwisata, pemukiman dan juga tambak bahkan sebagai kegiatan administratif pemerintahan. Beberapa usaha untuk menanggulangi erosi dan mundurnya garis pantai telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait, diantaranya adalah dengan melakukan kegiatan pengisian pantai (beach fill) pada pantai Takisung dan . Salah satunya yaitu dengan membangun siring dan melakukan penanaman hutan bakau, walaupun sebenarnya cara ini kurang efektif karena lama dalam hal pertumbuhan hutan bakau tersebut. Tetapi pada kenyataannya pantai tersebut masih terjadi erosi dan terjadi mundurnya garis pantai disekitar pantai pasir buatan. peran masyarakat dan pemerintah sangat diharapkan dalam menjaga kelestarian pantai Takisung. Selain itu, dipantai Takisung juga terjadi abrasi dimana terjadi fluktasi air setiap tahunnya. Hal ini jika dibiarkan berkelanjutan akan menyebabkan abrasi yang meluas. Oleh karena itu sebaiknya penduduk dan pemerintah melakukan upaya untuk mengurangi kejadian ini.

Penelitian dan identifikasi kerusakan secara rinci terhadap terjadinya fenomena alami tersebut diperlukan untuk menghindari meningkatnya tingkat kerusakan pantai yang lebih parah. Observasi yang kami lakukan didaerah pantai takisung terdiri dari dua yaitu, mengamati keadaan air laut dan observasi langsung terhadap penduduk masyarakat disekitar wilayah tersebut. Pada pengamatan terhadap keadaan pantai digunakan alat – alat yang dapat membantu yaitu, Untuk kecerahan air yang diperoleh dari observasi dengan keping saci adalah 32 cm dan pHnya 9 serta hasil untuk kecepatan arusnya yang didapatkan dengan menggunakan floumeter selama 3 menit adalah 1927,kecerahan perairan tersebut dapat dipengaruhi oleh koloid dan partikel halus yang tersuspensi, sedangkan lumpur yang banyak terdapat di dasar laut maupun pesisir pantai menyebabkan air berwarna coklat, karena warna kekeruhan yang sangat berlebih ini menandakan kalau air takisung sudah terkontaminasi dengan zat-zat yang sulit untuk penjernihannya sehingga tercemar. Suhu pada air adalah 290c alat yang digunakan adalah thermometer yang didiamkan sebentar kedalam air kemudian diangkat dan diketahui suhunya, Apa bila suhu air tinggi maka, Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya gas O2, CO2, N2 dan CH4, respirasi organisme, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Dimana salinitas di daerah Takisung tersebut kurang lebih mencapai 30%. Efek salinitas berpengaruh terhadap kesehatan manusia, tanaman dan tanah. salinitas merupakan larutan garam yang terkandung dalam air/fluida yang dapat mempengaruhi kualitas air. Air dengan larutan garam yang tinggi akan tidak baik untuk sistem irigasi ataupun kebutuhan air bersih masyarakat. Namun, untuk sejumlah garam didalam air ada angka-angka yang masih dapat dijalan untuk berbagai macam keperluan. Salinitas pantai memiliki nilai yang sama yaitu 35 %, hal itu terjadi yang terukur masih berada dalam kisaran salinitas optimum bagi  pertumbuhanorganisme laut yaitu 32-36% . Salinitas menggambarkan kandungan konsentrasi total ion yang terdapat pada perairan baik organik maupun anorganik. Adanya kandungan ion yang banyak akan meningkatkan kemampuan perairantersebut dalam menghantarkan listrik sehingga biasanya akan diikuti dengan tingginya DHL.

Observasi sosial terhadap penduduk setempat mata pencaharian mereka yang paling dominan adalah nelayan tapi hal yang menjadi kendala mereka adalah ketika angin dan cuaca yang sering tidak bersahabat, ikan yang mereka peroleh ada yang dijual dan juga yang mengasinkannya dijual dengan harga 3000 per kg selain itu mereka juga ada bertani di persawahan yang tadah hujan. Air minum didaeah ini sangat lah sulit untuk mendapatkan air minum harus membeli tapi sekarang tidak terdapat lagi mobil PDAM yang masuk.setelah di identifikasi ternyata banyak tedapat kerusakan dan pencemaran di pantai takisung antara lain, air pantainya yang kotor karena terkontaminasi dengan zat-zat seperti logam berat sehingga banyak ikan yang mati, hal ini juga karena penduduk yang membuang sampahnya kelaut.


DAMIT

Damit merupakan suatu bendungan dimana sebagai tempat berkumpulnyaair dari anak sungai kecil dan air hujan. Damit terletak di daerah berupa dataran tinggi di salah satu sudut rangkaian pegunungan Meratus, juga merupakan deerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak dikawasan selatan pulau kalimantan. Air yang di tamping di sini merupakan air yang berasal dari pegunungan, anak sungai kecil dan dari serapan air hujan yang melewati gunung. Air dibendungan ini digunakan para penduduk sekitar untuk keperluan sehari-hari seperti pertanian dan membudidayakan ikan-ikan, berkebun dan aktifitas lainnya. Kawasan tangkapan air berupa damit ini telah menjadi wahana yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. siklus Hidrologi yang terjadi di bendungan Damit yaitu proses evaporasi yang merupakan proses penguapan air ke atmosfer dari tubuh-tubuh air yang ada di bumi baik dari laut, sungai atau anak sungai kecil dan dari danau. Kemudian dilanjutkan dengan evapotranspirasi yang merupakan gabungan dari proses penguapan air yang terkandung di tanah dan proses terakhirnya adalah presipitasi (hujan) yang merupakan proses mengembalikan air tersebut dari atmosfer ke bendungan Damit. tingkat keasaman normal yaitu mendekati basa, sementara itu harga pH tanahnya 6,5 dan kelembabannya 51% menggunakan lat berupa soilterster. Untuk suhu air dan pHnya yang berada di dangkal adalah 25 C dengan pH 8 dan yang berada di dalam adalah 28,50C dengan pH 9, menggtumbuhan yang dominan tumbuh dipermukaan air dalah teratai dan didalamnya terdapat ikan ikan kecil, dan pada saat menginjak tanahnya terdapat gelembung- gelembung.Jika damit di kelola dengan baik maka dapat di gunakan secara maksimal dan tidak tercemar, tetapi karena aktifitas masyarakat maka air damit sekarang berwarna hijau lumut ( hal ini kemungkinan air damit terkontaminasi oleh bakteri). Dan juga ekosistem di sekitar damit perlu juga dijaga karena akan mempengaruhi air damit sendiri. Upaya yang dilakukan untuk kawasan ini dengan menjaga daerah sekitar air agar debitnya dapat berjalan dengan lancar.

Kamis, 18 Juni 2009

artikel observasi daerah gambut

KONDISI LAHAN GAMBUT DI DAERAH GAMBUT

Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan terhadap produk pertanian maka kebutuhan akan perluasaan lahan pertanian juga meningkat. Lahan yang dulunya dianggap sebagai lahan marjinal, seperti lahan gambut menjadi salah satu sasaran perluasaan lahan pertanian. Selain berpotensi memberikan tambahan devisa dan kesempatan kerja bagi masyarakat, lahan gambut juga merupakan penyangga ekosistem terpenting karena tersimpan karbon dan daya simpan airnya yang sangat tinggi. Pembukaan lahan gambut merubah ekosistemnya dan menguras simpanan karbon serta menghilangkan kemampuannya menyimpan air. Dengan pengorbanan yang besar dari sisi kualitas lingkungan, penggunaan lahan gambut untuk pertanian memberikan keuntungan ekonomi yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan lahan mineral.

Berdasarkan penelitian mahasiswa Fakultas MIPA, program studi kimia angkatan 2008, pada tanggal 8 juni 2009, pada lahan gambut yang terdapat di daerah Gambut km 17. Seperti yang diketahui sesuai dengan nama daerahnya Gambut, lahan yang terdapat disana merupakan lahan gambut. Secara alamiah lahan gambut memiliki tingkat kesuburan rendah karena kandungan unsur haranya rendah dan mengandung beragam asam-asam organik yang sebagian bersifat racun bagi tanaman. Namun demikian asam-asam tersebut merupakan bagian aktif dari tanah yang menentukan kemampuan gambut untuk menahan unsur hara. Karakteristik dari asam-asam organik ini akan menentukan sifat kimia gambut. Untuk mengurangi pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan yang banyak mengandung kation polivalen seperti Fe, Al, Cu dan Zn. Pada lahan gambut yang kami teliti tanaman yang tedapat di sana paling dominan adalah tumbuhan galam sedangkan tumbuhan liar lain juga dapat tumbuh seperti, purun tikus, teratai dan pakis. Organisme hewan yang dapat hidup adalah ikan – ikan kecil dan gabus. Alat yang digunakan dalam observasi ini yaitu, soiltester, pH meter dan ecment grape. Soiltester adalah alat untuk mengetahui kelembapan dan pH hasil yang diperoleh adalah 5,5 dengan kelembapan 50 %, pH meter merupakan alat untuk keasamannya dan didapatkan pH = 5, ecment grape alat untuk mengambil sampel tanah yang kemudian diuji di laboratorium. Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan miskin hara. Oleh karenanya lahan gambut banyak dijumpai di daerah rawa belakang (back swamp) atau daerah cekungan yang drainasenya buruk. Proses pembentukan gambut dimulai dari adanya danau dangkal yang secara perlahan ditumbuhi oleh tanaman air dan vegetasi lahan basah. Tanaman yang mati dan melapuk secara bertahap membentuk lapisan yang kemudian menjadi lapisan transisi antara lapisan gambut dengan substratum (lapisan di bawahnya) berupa tanah mineral. Tanaman berikutnya tumbuh pada bagian yang lebih tengah dari danau dangkal ini dan secara membentuk lapisan-lapisan gambut sehingga danau tersebut menjadi penuh. Gambut topogen biasanya relatif subur (eutrofik) karena adanya pengaruh tanah mineral. Bahkan pada waktu tertentu, misalnya jika ada banjir besar, terjadi pengkayaan mineral yang menambah kesuburan gambut tersebut. Tanaman tertentu masih dapat tumbuh subur di atas gambut topogen. Hasil pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama kelamaan memberntuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung Gambut yang tumbuh di atas gambut topogen dikenal dengan gambut ombrogen, yang pembentukannya ditentukan oleh air hujan. Gambut ombrogen lebih rendah kesuburannya dibandingkan dengan gambut topogen karena hampir tidak ada pengkayaan mineral.

Pada lahan gambut yang didatangi ini sudah banyak terdapat pengalih fungsian lahan gambut seperti sebagai pembangunan, perumahan dan pertanian. Saya sendiri sebagai orang asli gambut merasakan akibat dari pengalihan fungsian lahan gambut yang tahun demi tahunnya semakin berkembang seperti banjir dan kebakaran hutan apabila air tersebut didiamkan maka akan terdapat lapisan seperti minyak berwarna kuning keemasan seperti cairan logam. Pengalih fungsian lahan gambut pada pertanian juga mengakibatkan polusi udara karena keterbatasan akses dan kemampuan untuk mendapatkan pupuk dan bahan amelioran, maka untuk meningkatkan kesuburan tanah, petani membakar seresah tanaman dan sebagian lapisan gambut kering sebelum bertanam. Praktek ini dapat ditemukan di kalangan petani yang menanam sayuran dan tanaman pangan secara tradisional di berbagai tempat di daerah gambut. Dengan cara ini petani mendapatkan amelioran berupa abu yang dapat memperbaiki produktivitas gambut. Namun abu hasil pembakaran mudah hanyut dan efektivitasnya terhadap peningkatan kesuburan tanah tidak berlangsung lama. Lagi pula cara ini sangat berbahaya karena bisa memicu kebakaran hutan dan lahan secara lebih luas, mempercepat subsiden, meningkatkan emisi CO2 dan mendatangkan asap yang mengganggu kesehatan serta mempengaruhi lalu lintas. Untuk menghindari kebakaran, maka pembakaran serasah harus dilakukan secara terkendali di satu tempat khusus berupa lubang yang dilapisi dengan tanah mineral sehingga api tidak sampai membakar gambut. Bila pembakaran serasah harus dilakukan langsung di lapangan, maka harus dipastikan bahwa gambut di bawahnya jenuh air supaya gambutnya tidak ikut terbakar. Dalam jangka panjang pembakaran seresah dan gambut perlu dicegah untuk menjaga keberlangsungan pertanian di lahan gambut. Untuk itu diperlukan bimbingan cara bertani tanpa bakar dan pemberian bantuan amelioran serta pupuk bagi petani.

Hutan dan lahan gambut dapat terbakar karena kesengajaan atau ketidaksengajaan. Faktor pemicu parahnya kebakaran hutan dan lahan gambut adalah kemarau yang ekstrim (misalnya pada tahun El-Nino) dan/atau penggalian drainase lahan gambut secara berlebihan. Api dapat dicegah melalui perbaikan sistem pengelolaan air (meninggikan muka air tanah), peningkatan kewaspadaan terhadap api serta pengendalian apiapabila terjadi kebakaran. Salah satu bentuk pengendalian kebakaran adalahdengan cara memblok saluran drainase yang sudah terlanjur digali, terutama pada lahan terlantar seperti di daerah Pengelolaan Lahan Gambut (PLG) sejuta ha, sehingga muka air tanah lebih dangkal. Sistem pertanian tradisional di beberapa tempat di lahan gambut melakukan praktek pembakaran sebagai salah satu cara untuk menyuburkan tanah. Sistem ini dapat menyebabkan emisi dan subsiden relatif tinggi. Praktek tersebut dilakukan karena petani tidak mempunyai sarana untuk mendapatkan pupuk dan/atau amelioran untuk meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu petani perlu dibantu untuk menerapkan system alternatif yang tidak membakar lahan gambut. Seringnya terjadi kebakaran pada hutan gambut menyebabkan kabut yang bergitu tebal sehingga menghambat lalulintas di daerah gambut bahkan sering terjadi kemacetan lalulintas.

Apabila dikelola dengan baik dan benar lahan gambut bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dan sekaligus mempertahankan karbon yang tersimpan serta memelihara keanekaragaman hayati. Pemanfaatan lahan gambut dengan merubah ekosistemnya tidak menjamin keuntungan ekonomi, bahkan seringkali mendatangkan kerugian bagi masyarakat, seperti yang terjadi pada lahan bekas PLG di Kalimantan Selatan. Untuk mendapatkan keuntungan ekonomi dan lingkungan sekaligus dari lahan gambut diperlukan keseimbangan antara pemanfaatan dan perlindungan. Ada beberapa pendekatan yang dapat ditempuh dalam rangka konservasi lahan gambut: menanggulangi kebakaran hutan dan lahan gambut, penanaman kembali dengan tanaman penambat karbon tinggi (tanaman pohonpohonan), pengaturan tinggi muka air tanah, memanfaatkan lahan semak belukar yang terlantar, penguatan peraturan perundang-undangan dan pengawasan penggunaan dan pengelolaan lahan gambut, dan pemberian insentif dalam konservasi gambut.


Rabu, 03 Juni 2009

JAWABAN SOAL MID TEST PLLB

Soal dan jawaban :

1.Buatlah model polusi lahan rawa pasang surut yang telah dikonversi untuk sawah dengan menggunakan metode pertanian intensif. Perbandingan pupuk sintetis dan pupuk kandang yang digunakan adalah 1:2. Laju penguraian pupuk berbanding 2:6. Untuk menguraikan pupuk tersebut diperlukan air sebanyak 1000 liter per bulan per hektar lahan. Untuk menghasilkan 5 ton gabah kering per tiga bulan diperlukan 100 kg pupuk sintetis. Untuk mengejar target produksi tahunan sebesar 5 M ton pertahun yang harus dilakukan jika pemakaian pupuk tidak boleh lebih dari 150 kg per hektar.

jawab :
Intensifikasi pertanian yang berlebihan ternyata telah menimbulkan dampak lingkungan yang kurang menguntungkan, Sistem pertanian intensif seperti ini seringkali disebut pertanian konvensional yang dianggap kurang berpihak terhadap pelestarian lingkungan hidup, pertanian alternatif yang dianggap lebih berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup dan tidak merugikan kesehatan manusia. Istilah yang sering digunakan dalam sistem pertanian alternatif tersebut adalah pertanian organik. Padanan pertanian organik yang lazim digunakan adalah pertanian masukan rendah, pertanian ekologis, pertanian biologis,
Beberapa hal yang dilakukan antara lain :
Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah dan memperluas lahan
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain; Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table), Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation), Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air. Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.

Diketahui :
pupuk sintetis : pupuk kandang = 1 : 2
Laju penguraian pupuk 2 : 6
Air untuk menguraikan pupuk = 1000 liter per bulan per hektar
Luasnya tanah 1000 x 100 kg = 100.000 hektar
5 ton Gabah kering per 3 bulan = 100 kg pupuk sintetis

Ditanya :
apa yang dilakukan untuk mengejar target produksi tahunan sebesar 5 M ton pertahun yang harus dilakukan jika pemakaian pupuk tidak boleh lebih dari 150 kg per hektar ?

jawab :
target yang ingin di capai adalah 5 Mega ton = 5.000.000 ton per tahun
karena dalam satu tahun ada 4 kali panen jadi 5.000.000 ton : 4 = 125000
jadi untuk mencapai target yang harus dilakukan minimal setiap panennya 125.000 ton per 3 bulan. lalu apa yang dilakukan untuk mencapai nilai tersebut.
untuk menghasilkan 5 ton gabah kering di perl ukan 100 kg pupuk sentesis dan dapat kita ketahi dengan per bandingan 1: 2 pupuk organik yang digunakan sejumlah 200 kg, jika kita total maka pupuk yang digunakan adalah 300 kg. lalu kita liat lagi untuk mencapai target pupuk yang diper lukan per hektarnya 150 kg, jadi untuk menghasilkan 5 ton gabah kering per tiga bulan tanah yang digunakan 2 hektar.maka kita dapat membuat pembanding 5 ton saja untuk masapanen 3 bulan membutuhkan tanah 2 hektar.
untuk mencapai target tanah yang dibutuhkan adalah
125000 ton (target) : 5 ton (perolehan awal) = 25000 ton

maka dapat dihitung dengan cara
gabah kering awal = target gabah kering
hektar awal hektar target
5 ton = 125.000 ton
2 ha hektar target
hektar target = 50.000 ha/3 bulan
jadi, untuk mencapai target 5 M ton = hektar target per 3 bulan x 4 kali panen selama satu tahun = 50.000 x 4 = 200.000 ha untuk memperoleh target dalam setahun maka diperoleh 200.000 hektar tanah yang diperlukanpupuk yang digunakan hektar mengunakan pupuk adalah 150 kg
untuk mencapai target yang seluasnya didapat 200.000 hektar adalah
150 x 200.000 = 30.000.000 pupuk
20.000.000 pupuk organik dan 10.000.000 pupuk sentesis

2. Untuk menaikkan pH air dikawasan budidaya perikanan dari 4 menjadi 5 diperlukan 100 ton kapur per bulan. Jika 1 liter air dengan pH 4 diubah menjadi 5 diperlukan 1 gram kapur. Berapakah jumlah air yang digunakan dalam kegiatan budidaya perikanan tersebut per bulan.

penyelesaian :
Diketahui :
100 ton kapur per bulan diperlukan untuk menaikkan pH dari 4 menjadi 5
1 gram kapur untuk menurunkan pH 1 liter air
Ditanya : jumlah air digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan per bulan

Jawab :
100 ton = 100.000.000 gram, jadi 100.000.000 gram kapur per bulan
1 gram kapur = 1 liter
Selama 1 bulan = 100.000.000 gra/m kapur : 1 gra/m kapur X 1 liter air= 100.000.000 liter air
Jadi, air yang digunakan dalam kegiatan budidaya perikanan selama 1 bulan sebesar 100.000.000 liter

3.Sebutkan nama 6 sungai besar yang berasal dari pegunungan meratus dan bermuara dikawasan rawa (cekungan Barito) dan di sungai Barito.

Jawab :
Jumlah anak Sungai Barito di atas belum sepenuhnya lengkap, tapi cukup menjadi bukti yang menunjukkan posisi penting Sungai Barito sebagai muara anak Sungai yang bagian hulu berasal dari dua dataran tinggi, yakni pegunungan Muller di perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, serta Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Dengan demikian, Sungai Barito adalah induk dari anak-anak sungai yang berada di berbagai kota kabupaten di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Nama Sungai – sungai besar tersebut antara lain,
Sungai Kapuas
Sungai Martapura
Sungai Nagara
Sungai Tabuk
Sungai Bahaur
Sungai Baladean

Minggu, 31 Mei 2009

Polusi Lahan Basah terhadap Budidaya Perikanan

>